VeneZuela Saja Berani Menasionalisasi Tambang-tambang Asing, Argentina Baru Saja Menasionalisasi Perusahaan Spanyal Repsol Untuk mensejahterakan Rakyat dan Bangsanya, Indonesia di Bawah SBY Makin Ga Karuan Padahal Presiden Soekarno telah mencontohkan. Ingat...!! Kasus MESUJI dsb itu bukti Real bahwa Para Pejabat Rela mengorbankan Rakyat sbgai Tuan2 Tanah yg di Tipu dan Dibodohi hnya untuk menjadi KULI2 ASING

Semangat Para Blogger Jogja Dalam Pro Penetapan

  • Sepi Ing Pamrih Rame Ing Gawe = Tidak usah bersombong hal terbaik apa yg tlh  kau berikan untuk Rakyat dan bangsamu.
  • Gila Pangkat, Jabatan dan Sanjungan Para Pejabat Kini Rela Melacurkan Diri tuk Memperkaya Diri Sendiri dan Menenggelamkan Bangsanya Sendiri.
  • Di Jaman PERANG KEMERDEKAAN Prajurit2 ini Ikut Mengusir Penjajahan dari Bumi Pertiwi.
  • HAMEMAYU HAYUNING BAWONO.
  • Kawulo Metaram Siap Berpisah Dengan NKRI.
  • Pejabat Ga Tau Sejarah Kok Bisa Jadi Presiden.
  • Mentang-Mentang Jd Pejabat Seenaknya Sendiri Menggunakan Kekuasaanya.
  • Semangat, Jiwa dan RUH Rakyat Mataram Tdk Bisa di Pisahkan Dari Sejarah Keistimewaan.

Info Terhangat

Orang2 Baik Dikriminalisasi, Seperti Anthasari, Susno Duadji, Tdk Bakal ditetapkannya Andi Nurpati jd Tersangka Olh Polri & Pasti Nikung Keyanglain, Kasus Gayus di Hentikan Polri hnya smp dirinya, Yg Salah Bagaikan Dewa diBela dr Belakang seolah2 tdk Intervensi. Penuh Tipu Muslihat, Memberantas Korupsi Tetapi Paling Gede Berkorupsi Ria. Inilah Demokrat Gaya Baru Orde Baru. Mari Kita Berikrar Kalo KORUPSI ITU LEBIH BIADAB DARI TERORISME dan Wajib di Hukum Mati, Krn Korupsi Bs Mnghancurkan Negeri Indonesia Ini

Selasa, 02 Juni 2009

9 ANAK DI JUAL KEGADISANNYA ATAU KEPRAWANANNYA


9 Anak di Bawah Umur Dijual Kegadisannya Terungkapnya kasus penjualan sembilan anak di bawah umur di wilayah Kota Tanjung Pinang membuat guru dan orangtua mereka terperangah seakan tidak percaya. Apalagi, mereka selama ini dikenal sebagai anak rajin. Enam di antara sembilan korban penjualan itu merupakan siswi unggulan di sekolahnya.

Di antara guru di sekolah mereka pun rela memastikan kebenaran kabar itu dengan mendatangi Kantor Polsek Kota Tanjung Pinang. “Kami para guru syok dan langsung mencari berita sebenarnya ke sini,” ungkap MS yang menjabat wakil kepala sekolah.

MS menceritakan, para korban mafia perdagangan manusia itu merupakan siswa yang duduk di kelas unggulan. Mereka duduk di kelas III SMP, kecuali satu anak, sebut saja Bunga (14), yang duduk di kelas II, dan kini diakui sedang bermasalah. “Bunga dalam proses karena sering tidak masuk, sedangkan lainnya tidak bermasalah dalam pendidikan dan merupakan siswa pandai,” ungkap MS.

Diakui, kini mereka tidak ke sekolah karena selesai ujian dan menunggu hasil UN. “Ya, mereka ke sekolah kadang hanya mengembalikan buku atau urusan lainnya. Namun, mereka tidak diwajibkan untuk hadir,” kata MS.

Dengan kejadian tersebut, MS menyerahkan proses hukum kepada pihak berwajib dan mengatakan tidak akan memberikan sanksi kepada muridnya karena mereka merupakan korban dari sindikat penjualan anak di bawah umur.

Seperti halnya para guru, para orangtua juga bak tersambar petir di singan bolong. Orangtua Bunga, AN (50), mengaku tidak menduga anaknya akan menjadi korban kejahatan tersangka, Nita.

Selama ini anaknya selalu dikontrol. Ia selalu mengetahui ke mana anaknya pergi. Bahkan, setiap telat pulang dari jadwal biasanya, Bunga selalu ditelepon. “Saya selalu menelepon Bunga, kalau dia telat pulang dan ke mana dia pergi selalu memberi tahu orangtua,” akunya.

Sementara itu, orangtua Manis (16), HM (45), meski cukup geram dengan nasib anaknya, ia masih bersyukur anaknya berhasil kabur saat akan dijual Nita. “Kami sudah mengontrol anak kami sebaik-sebaiknya. Mungkin ada kesalahan karena kami miskin,” katanya.

Diberitakan sebelumnya, jajaran Kepolisian Tanjung Pinang membongkar jaringan penjualan anak di bawah umur. Sembilan anak yang berasal dari satu wilayah, yaitu Kampung Bugis, sempat disekap tersangka Nita di sebuah hotel sebelum ditawarkan kepada hidung belang.

Beruntung, lima dari sembilan korban itu berhasil menyelamatkan diri setelah mengetahui gelagat Nota yang akan menjual mereka kepada orang yang sama. Kelimanya adalah S (17), F (16), N (16), E (16), dan L (18). S, F, dan N masih duduk di bangku kelas III SMP.

Adapun empat remaja lainnya yang telah terkelabuhi Nita adalah Melati (17), sudah putus sekolah, serta tiga lainnya adalah Bunga (14), Ros (15), dan Mawar (14). Ketiganya masih duduk di bangku kelas III SMP. Mereka dijual Rp 1 juta sekali kencan dan yang masih perawan dihargai Rp 3 juta.

Hingga kemarin polisi masih mengejar pelaku lainnya, yaitu Si Om dan seorang perantara yang menghubungkannya dengan Nita. “Kami masih mendalami kasus ini dan memburu pelaku lainnya,” ungkap Kompol Herry Heryawan, Wakapolres Tanjung Pinang.

Dia mengatakan, kejadian tersebut berlangsung antara November 2008 dan April 2009. Para pelaku dapat dijerat dengan Undang-Undang Perlindungan Anak Nomor 23 Tahun 2002 dan Undang-Undang Perdagangan Orang Nomor 21 Tahun 1997, dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara.

Salam Persahabtan dan Perdamaian. Anda sudah membaca artikel tentang 9 ANAK DI JUAL KEGADISANNYA ATAU KEPRAWANANNYA dan anda bisa menemukan judul artikel 9 ANAK DI JUAL KEGADISANNYA ATAU KEPRAWANANNYA ini di URL http://jogjakartaheart-fendyblog.blogspot.com/2009/06/9-anak-di-jual-kegadisannya-atau.html, anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel dgn Judul 9 ANAK DI JUAL KEGADISANNYA ATAU KEPRAWANANNYA ini bermanfaat untuk Web/Blog anda namun jangan lupa untuk copas pula link ini 9 ANAK DI JUAL KEGADISANNYA ATAU KEPRAWANANNYA sebagai sumbernya.

0 komentar:

Posting Komentar

APA KOMENTAR ANDA KLIK DISINI

Related Post: