VeneZuela Saja Berani Menasionalisasi Tambang-tambang Asing, Argentina Baru Saja Menasionalisasi Perusahaan Spanyal Repsol Untuk mensejahterakan Rakyat dan Bangsanya, Indonesia di Bawah SBY Makin Ga Karuan Padahal Presiden Soekarno telah mencontohkan. Ingat...!! Kasus MESUJI dsb itu bukti Real bahwa Para Pejabat Rela mengorbankan Rakyat sbgai Tuan2 Tanah yg di Tipu dan Dibodohi hnya untuk menjadi KULI2 ASING

Semangat Para Blogger Jogja Dalam Pro Penetapan

  • Sepi Ing Pamrih Rame Ing Gawe = Tidak usah bersombong hal terbaik apa yg tlh  kau berikan untuk Rakyat dan bangsamu.
  • Gila Pangkat, Jabatan dan Sanjungan Para Pejabat Kini Rela Melacurkan Diri tuk Memperkaya Diri Sendiri dan Menenggelamkan Bangsanya Sendiri.
  • Di Jaman PERANG KEMERDEKAAN Prajurit2 ini Ikut Mengusir Penjajahan dari Bumi Pertiwi.
  • HAMEMAYU HAYUNING BAWONO.
  • Kawulo Metaram Siap Berpisah Dengan NKRI.
  • Pejabat Ga Tau Sejarah Kok Bisa Jadi Presiden.
  • Mentang-Mentang Jd Pejabat Seenaknya Sendiri Menggunakan Kekuasaanya.
  • Semangat, Jiwa dan RUH Rakyat Mataram Tdk Bisa di Pisahkan Dari Sejarah Keistimewaan.

Info Terhangat

Orang2 Baik Dikriminalisasi, Seperti Anthasari, Susno Duadji, Tdk Bakal ditetapkannya Andi Nurpati jd Tersangka Olh Polri & Pasti Nikung Keyanglain, Kasus Gayus di Hentikan Polri hnya smp dirinya, Yg Salah Bagaikan Dewa diBela dr Belakang seolah2 tdk Intervensi. Penuh Tipu Muslihat, Memberantas Korupsi Tetapi Paling Gede Berkorupsi Ria. Inilah Demokrat Gaya Baru Orde Baru. Mari Kita Berikrar Kalo KORUPSI ITU LEBIH BIADAB DARI TERORISME dan Wajib di Hukum Mati, Krn Korupsi Bs Mnghancurkan Negeri Indonesia Ini

Sabtu, 19 Desember 2009

DI ARAB SAUDI WANITA HARUS BERCADAR DAN TIDAK BOLEH BERKARIR

Wanita Arab Saudi umumnya berhasrat untuk meniti karier setelah lulus dari perguruan tinggi namun sikap pria yang masih kolot menghalangi niat mereka, demikian menurut hasil survei.

Studi yang dilakukan terhadap 4.400 responden di kalangan kampus di Arab Saudi, ungkap Daily Star Com dan bersumber dari AFP, Jumat, menyebutkan bahwa keyakinan pada Islam ternyata bukan halangan utama bagi wanita Arab saudi untuk meniti karier.

Sebaliknya, hambatan terberat justru muncul dari kalangan pria yang berpikiran kolot, yang menganggap wanita harus menikah dan berdiam di rumah saat suami bekerja.

Kendala berikutnya untuk meniti karier adalah ketatnya persaingan, baik dialami pria maupun wanita dalam memperebutkan lapangan kerja yang sempit.

Hasil survei massal pertama di kalangan kampus Arab Saudi yang dilakukan bersama oleh ilmuwan ilmu sosial Arab Saudi dan Austria antara 2007 dan 2008 itu juga mengungkapkan bahwa lebih banyak wanita Saudi yang lulus perguruan tinggi ketimbang mahasiswa pria, namun lebih sedikit jumlahnya yang bisa bekerja.

Sekitar 80 persen wanita menghendaki persamaan kesempatan (untuk bekerja) dan ingin bersaing dalam disiplin ilmu sesuai kompetensi mereka, sebaliknya, lebih separuh pria menolak hal itu dan hanya 22 persen yang bisa menerima jika wanita harus bersaing langsung dengan pria.

Namun demikian, hampir dua pertiga mahasiswa pria berpandangan positif jika mitra lawan jenisnya akan bekerja setelah lulus perguruan tinggi.

"Ini penting, karena penerimaan oleh pria (wanita bekerja) adalah prasyarat atau semacam `tiket masuk`bagi wanita ke dunia pekerjaan, " ungkap studi tersebut.

Namun demikian, kedua jenis gender masih ragu terhadap terjadinya perubahan sustansial mengenai hak-hak wanita dalam kurun lima tahun mendatang.

Hanya 36 persen mahasiswi yang merasa yakin, sementara 36 persen hanya bisa berharap, sebaliknya hanya 26 persen mahasiwa yakin perubahan akan terjadi.

"Orang yang yakin terjadinya perubahan peran gender, agaknya juga memprediksikan, itu akan jadi kenyataan," ungkap survei itu.

Kedua gender (di kalangan kampus-red) juga menilai bahwa masuknya wanita ke dalam pasar tenaga kerja tidak bertentangan dengan paham penganut garis keras Islam di Arab Saudi.

Hanya 24 persen pria dan delapan persen wanita (responden di kampus-red) yang menganggap kehidupan beragama di Arab Saudi akan terganggu jika wanita berkarya.

Melalui pemahaman yang konservatif terhadap keyakinan Islam, masyrakat Arab Saudi termasuk salah satu di antara beberapa negara yang memberlakukan pengawasan ketat terhadap wanita.

Wanita Arab sejauh ini dilarang mngendarai mobil, harus meminta izin suami atau atasan jika hendak beraktivitas di luar rumah dan dilarang bercampur-baur dengan laki-laki bukan muhrimnya, baik di lingkungan universitas, kantor pemerintah maupun swasta.

Salam Persahabtan dan Perdamaian. Anda sudah membaca artikel tentang DI ARAB SAUDI WANITA HARUS BERCADAR DAN TIDAK BOLEH BERKARIR dan anda bisa menemukan judul artikel DI ARAB SAUDI WANITA HARUS BERCADAR DAN TIDAK BOLEH BERKARIR ini di URL http://jogjakartaheart-fendyblog.blogspot.com/2009/12/tidak-boleh-ada-wanita-karir-di-arab.html, anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel dgn Judul DI ARAB SAUDI WANITA HARUS BERCADAR DAN TIDAK BOLEH BERKARIR ini bermanfaat untuk Web/Blog anda namun jangan lupa untuk copas pula link ini DI ARAB SAUDI WANITA HARUS BERCADAR DAN TIDAK BOLEH BERKARIR sebagai sumbernya.

0 komentar:

Posting Komentar

APA KOMENTAR ANDA KLIK DISINI

Related Post: