Kalau dokter bisa menyombongkan ilmu bedahnya maka Montirpun juga bisa menyombongkan ilmunya pula. Tetapi kepandaian montir juga jangan di anggap enteng lho...?? Seperti apa yang telah dialami oleh salah satu dokter dengan salah satu montir bengkel, dan anda juga jangan heran dan kaget kalau membaca ini dan tidak boleh tertawa sendiri nanti dikira Pasiennya dokter yang ada dalam artikel ini. Begini ceritanya ada seorang dokter yang baru saja memasukan mobilnya untuk diservise di bengkel. Namun betapa kagetnya dokter itu ketika hendak mengambil mobilnya yang sudah jadi di servise.
Dokter " Kok mahal banget sih, hanya untuk kerusakan seperti ini saja. Bagaimana bisa tarif montir bisa lebih mahal dari tarif dokter seperti saya ini.
Montir " Begini Pak, sekarang coba dokter pikir sekarang semakin banyakkan orang indonesia yang memilih memeriksakan dirinya ke Malaysia dan Singapura dari pada ke Rumah sakit dalam negeri. Hanya untuk penyakit amandel saja harus ke luar negeri...he..he..he.. ga dok kalau ini cuma gurau saja. Apa lagi cuci darah, transplatasi organ tubuh harus ke luar negeri ini salah satu bukti bahwa dokter kita belum mumpuni dan kurang ahli tapi mengenakan tarif sudah terlalu tinggi makanya orang pilih ke luar negeri.
Dokter " Ah... biarin saja toh pasien di dalam negeri juga banyak kok yang masih percaya sama dokter dalam negeri dan mereka mau membayar dengan harga yang tinggi. Terus keistimewaan mu apa?, kok berani beraninya mengenakan tarif yang lebih tinggi dari biaya dokter spesialis.
Montir " Lho jangan salah pak orang cuci darah saja harus ke luar negeri, kami ini juga bisa pak Cuci mobil kami bisa melayani apa lagi cuman ganti oli. Apa bapak pernah dengar orang indonesia yang sekaya Aburizal Bakrie saja memilih disini untuk cuci mobil dan ganti oli.
Dokter " Ya kalau itu sih sudah pasti dan sayapun bisa kalau pas ga malas.
Montir " He..he..he...dokter ini bisa saja lagian itu tandi cuma canda doang kok dok. Tetapi yang sebenarnya begini dok cara menghitungnya ongkosnya, kalau kalian para dokter dalam mengerjakan anatomi tubuh manusia dari Zaman Majapahit sampai jaman SBY tetap saja seperti itu tidak ada perubahan sama sekali. Sementara kami ini para montir harus selalu bisa mengikuti perkembangan tehnologi mesin mobil yang tiap tahun selalu saja ada banyak perubahan. Mobil yang lebih canggih dari para menteri saja kami bisa untuk memperbaiki kok apalagi yang seperti punya dokter ini, kecil pak.
Lagian dokter juga harus mewawas diri sudah berapa banyak pasien yang bapak thutuk dengan harga yang tinggi tanpa melihat dengan hati nurani orang itu mampu atau tidak tetap saja dikenai harga yang bagai Roket melesat amat tinggi. Kami ini masih menggunakan hati nurani pak ya kalau dokter sama para pejabat yang Korupsi pasti kami hargai tinggi soalnyakan Duwit dari hasil maling jadi ya mereka tentu ringan saja untuk membayarnya.
Tetapi saya heran juga dok, kenapa dokter yang kebanyakan notabene orang indonesia dan beragama islam kurang begitu peduli pada pasien yang tidak mampu. Malah dokter - dokter Cina lebih punya rasa Nasionalisme yang tinggi terhadap republik ini, bahkan ada diantara mereka yang malah tidak mau dibayar bahkan memberi dengan ikhlas kepada pasiennya itu sampai sembuh karena tidak mampu untuk berobat.
Semoga saja hal ini bisa menggugah hati nurani para dokter kita untuk bisa menunjukan rasa nasionalisme dan kepeduliannya pada masyarakat yang kurang mampu. Cost jangan dijadikan argument yang sangat urgen dan menghalalkan segala cara untuk mengenakan tarif yang selangit.
0 komentar:
Posting Komentar
APA KOMENTAR ANDA KLIK DISINI
Related Post: