Kebohongan dan kebohongan selalu saja dilontarkan oleh kubu Demokrat dlm sejumlah kasus korupsi dari wisma Atliet sampai Hambalang. Terlebih Kebohongan itu juga dilontarkan oleh Ketua Partai Demokrat sendiri Anas Urbaningrum, dr awal sampai Pemenggilan ke duanya oleh KPK. Sungguh ini membuat masyarakat Indonesia makin jengkel dan muak melihat seteatemennya yg sering ditayangkan sejumlah Media. Seolah-olah kita dianggap masyarakat yg bodoh dan mudah ditipu saja dgn seteatemennya tersebut. Dan seakan akan dirinyalah manusia yg bersih dan pandai sendiri di Negeri ini, dan bisa mencuci Otak kita begitu saja sehingga kita bisa menjadi percaya dgn ocehan-ocehan yang dilakukan oleh Anas Urbaningrum dan Pengacara2nya serta Pejabat2 Bejat yg mmpunyai kedudukan tinggi di dlm Partai Demokrat.
Dengan melihat situasi yang makin ga tentu ini sudah jelas bahwa di dalam Institusi KPK ada sejumlah Pegawai dan Pejabatnya yg bisa disusupkan oleh Demokrat kesana agar masalah ini menjadi makin Kabur dan ga tentu arah dan pada akhirnya Anas Urabningrum menjadi bebas tdk kena dakwaan, sehingga benar apa yang telah saya tuliskan sebelumnya di dalam Judul " Hantu Monas Gentayangan Mencari SBY". Indikasi-indikasi itu sdh begitu sangat jelas terlihat dan terbukti dimana sdh Banyak Saksi yang bisa digali oleh KPK untuk menjadi petunjuk bukti yang Kuat untuk menyeret Anas Urbaningrum menjadi TERDAKWA sekaligus Dalang semua dari sejumlah kasus Korupsi yg dilakukan dlm sejumlah Proyek yg direalisasikan dlm Pemerintahan SBY-Bodiono. Seharusnya Juru KPK Johan Budi ini juga dlm proses pemilihan Ketua KPK yang lalu dan Busyro Moqodas juga ikut diganti karena dlm Kepengurusannya tdk bisa melaksanakan amanahnya dgn Baik dan Kapabilitas mereka berdua sungguh patut untuk di curigai. Mungkin kita sendiri atau semua yang menyimak kasus2 Korupsi besar di Negeri ini sdh tau siapa mereka berdua yg bisa kita nilai dan kita sikapi dlm berbagai macam media yang ada.
Memang benar2 Aneh dan real terjadi dimana KPK dgn mudahnya menetapkan M.Nasarudin dan Istrinya langsung bisa ditetapkan tersangka tdk melalui proses Penyidikan. Dgn Seteatemen Klasiknya kedua Pejabat KPK yg saya sebutkan tadi sungguh manis dlm mengkounter pernyataan2 yg dikeluarkan oleh sejumlah Praktisi. Tetapi kenapa dgn Anas Urabningrum yg sdh jelas-jelas terbukti dan real banyak Saksi yg sdh bisa dijadikan alat bukti tdk juga bisa menyeretnya dlm pesakitan. Ingat Polisi bisa mengungkap sejumlah Teror BOM saja bisa terlacak siapa2 saja Pelakunya dsb pd hal kasus teror Bom ini lbh sulit dr pd kasus Korupsi. Tdk lain dan tdk bukan karena Polisipun menggali dari hal2 yang terkecil sekalipun, walupun Saksi-saksi tersebut tdk dihadirkan dlm Proses dlm hal meringankan Terdakwa dlm persidangan. Kalo Hal semacam ini menjadi acuan dlm kasus KORUPSI sungguh-sungguh miris saya melihatnya bahwa keadilan di negeri ini tdk akan mungkin bisa ditegakan. Berarti Hukum di negeri ini benar-benar sudah dikuasai oleh Para Mafia baik dlm awal Penyidikan sampai pada Penyidangannya serta sumber utamanya adalah Kitab Undang-undang Hukum Pidana itu sendiri.
Agar keadaan ini menjadi terang-benderang seharusnya KPK berani memanggil SBY selaku presiden sekaligus Dewan Pembina Parta Demokrat. Dimana sebelum Pelariannnya M. Nasarudin bersama Istrinya ke Singapura semua Orang-orang Demokrat baik yang di Indikasikan terlibat ataupun tidak mereka semua dikumpulkan di Rumah kediaaman Presiden di Cikeas dan ini sdh terbukti dan juga akurat karena sdh diungkapkan ke publik diberbagai macam media yang ada. Berarti Jargon SBY selaku presiden utuk berada dibarisan paling depan yang akan menghunus Pedang hanyalah Isapan Jempol Belaka sekaligus menjadi Penipuan dan Pembohongan yang sangat luar biasa yang telah diutarakaannya kepada seluruh Rakyat Indonesia. Dan hal ini juga merupakan membangun CITRA saja seakan kan dlm pemerintahan Indonesia dari jaman Bung Karno smp dirinya, dirinyalah yang paling berhasil dlm mencapai kemajuan dsb, tetapi malah sebaliknya justru menjadi yang TERBURUK dan TERUNYAM. Dan saya mengindikasikan bahwa sesungguhnya SBY itu sesosok yang haus Sanjungan dsb. Hanya untuk menutupi sejumlah Kegagalnnya dlm Memimpin Negara. Tidak usah saya sebutkan disini bagaiman sang presiden kita sekarang ini tentu semua sudah tau dan lebih mengert dari saya.
Dan Seharusnya KPK pun berani untuk menangkap SBY selaku Presiden, bahwa sesunguhnya Hukum itu tdk memihak siapapun juga karena Hukum itu harus ditegakan. Dan sebagai pemimpin bangsa bisa memberikan contoh pada masyrakatnya siapapun yg berslah harus tetap dihukum, dan hukumpun jgn cuma 5 tahun saja kepada tersangka2 Koruptor bahkan tdk smp. Dan kalo perlu untuk membuat pembohong-pembohong tai mau mengakui juga harus melalu proses Penyiksaan seperti halnya kasus Maling Ayam, Teroris dsb yg harus dijotosi dsb dulu agar ia mau mengakui perbuatannya (walaupun hal ini belum tentu terbukti karena mereka mau mengaku juga gara2 takut akan penyiksaan yg sebenarnya mereka bukan palakunya) kalo Rakyat kecil saja diperlakukan seperti ini tentu juga harus diterapkan pada yg Punya Kedudukan karena seharusnya mereka menjadi Panutan dan tau akan humum malah melanggar hukum. Dan kalo DPR ingin setudy banding seharusnya mereka setudi banding dlm hal hukum bagaimana di Jepang Perdana Menteri yg masih menjabatpun menjadi Terperiksa dlm indikasi kausu Korupsi dan bagaimana mereka menghukum dlm kausus yg masuk dlm katagori Ekstra Ordenary Crime. Bukan malah setudy Banding Tank Leoprd yg pada akhirnya Indonesia tdk jd membeli Tank jenis MBT ini. Coba saja para DPR itu suruh menggunakan Mobil-mobil kuno bagaimana rasanya. Bukanmalah selalu mengajukan Mobil dinas2 Baru dan Rumah Dinas2 baru sedangkan untuk pertahanan Negara selalu di hambat dgn berbagai macam dalihnya. Mosok TNI kalah dgn Pembalap Moto GP seorang pembalap saja harus mengeluarkan Tehnology2 baru untuk motor tugangannya agar menang dlm setiap pertempurannya disirkuit. Mosok TNI selalu dikasih barang Rongsokan. Karena 10 tank scorpion baru dan sejenisnya tak bakal mampu mengalahkan 1 Tank sekelas MBT entah itu Challanger, Abrams, Markava dsb. Karena tank sekelas markava saja bisa dengan mudahnya dihancurkan oleh Pasukan gerilya infantery Hisbulloh Lebanon.
Ya inilah semua proses pembanguan atau proyekapapun di negeri ini tdk akan bisa terealisasi kalo tdk ada Fie entah itu melalu Banggar ataupun via komisi2 yg ada, kata komisi sdh mengindkasikan perannya sendiri-sendiri atau bagianya sendiri-sendiri untuk menguras habis uang negara baik itu Pendapatan Negara dan hutang-hutang negara. Hutang negara terus mjeningkat korupsipun juga kian meningkat. Ujung2nya rakyatlah yg harus terbebeni tdk hanya dr masalah berbagai macam kasus yg ada tetapi juga menanggung Hutang Negara. Rakayat selalu menjadi korban kebijakan-kebijakan yg takbermoral, takberperikemanusian.
0 komentar:
Posting Komentar
APA KOMENTAR ANDA KLIK DISINI
Related Post: