Inilah sesuatau yang Riil yang dialami oleh Rakyat Indonesia dalam hal perbudakan dan pembodohan
Kenapa judul diatas dijadikan Subtansi dalam Permasalahan Bangsa Indonesia yang sudah menginjak kemerdekaannya selama 65 Tahun, tapi pada realita yang ada Nasib Rakyat tetap saja terpinggirkan dan bahkan termajinalkan.
Rakyat hanya dijadikan pedulang emas ketika Pemilu tiba, dan secara tiba - tiba pula para Jargon - jargon yang akan bersaing sura serentak menghamba-hamba pada rakyatnya. Serta denagan janji-janji manisnya ingin memperhatikan kehidupan rakyat agar menjadi lebih baik lagi.
Kamu Flase dalam Pemilu atau Pemilukada
Janji tinggal janji yang tadinya mau bersosialisasi ketengah-tengah rakyat sepontan berubah total. Rakyat hanyalah boneka yang bisa dibodohi setelah hasrat tuk menjadi Penguasa Daerah atau Negeri terpenuhi. Bahkan Rumah merekapun dipagari dengan pagar Bumi yang tinggi, agar Rakyat tidak bisa dan susah menemui. Bahkan masih harus berhadapan dengan Satpam dan juga Anjing Herder yang galak agar Rakyat makin takut untuk menagih Janji.
Investor Asing di undang secara besar-besaran untuk menginvestasikan modalnya kedalam Negeri, segenap Fasilitas bagi para Investor Asing akan mudah untuk disetujui, disediakan lahan dan sebagainnya. Para Bupati dan walikotapun dengan lantangnya berkumandang bahwa Investor Asing akan memberikan Lapangan kerja bagi penduduk disekitarnya. Dan itu bearti akan mengurangi Pengangguran yang selama ini menjadi problemmatika di Negeri Indonesia ini akan segera teratasi.
dalih -dalih seperti inilah yang sebenarnya Membodohi Rakyatnya sendiri karena Rakyat di kondisikan agar menjadi Kuli di Negerinya sendiri. Dan berkah yang tinggi bagi Para Penguasa2 daerah dan Pusat dalam mensiasati dan meliciki Rakyatnya sendiri. Bagaimana Bangsa ini akan menjadi bangsa yang maju kalo Rakyatnya hanya diarahkan dan diciptakan hanya untuk jadi Kuli.
Investor Asing yang Mau menanamkan Modalnya entah itu mendirikan Pabrik Industri atau Tambang akan dengan senangnya untuk mengelola sumber hayati yang ada di Negeri ini yang sangat berlimpah Ruahnya. Uang Milyaran rupiahpun tak begitu bearti diberikan pada apara pejabat-pejabat daerah dan pusat untuk menggarap bisnis di negeri ini. ini bisa tercapai karena sudah ada deal - deal dalam perjanjian sebelumnya yang sudah disepakati. Bahkan Uang komisipun akan selalu mengalir Kekantong-kantong para pejabat terkait yang ada di daerah dan pusat selama dalam Kontrak itu mereka para PMA masih beroperasi menjalankan Bisnisnya di Negeri Indonesia ini.
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang Pandai.
Ini terbukti denagn berbagai macam lomba Internasional yang selalu dijuarai bahkan banyak yang menjadi juara 1 dalam berbagai macam Lomba Ilmiah Internasioanal yang di ikuti mulai dari Juara 1 lomba : Matematika, Kimia, Fisika dan sampai Lomba membuat Robotpun Indonesia selalu meraih juara pertama. Dan kalau ini benar-benar bisa diproyeksikan dengan baik dan dididik serat dibeeri kesempatan Rakyat Indonesia tidak kalah untuk menjadi Pengusaha dan bahkan mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan Asing.
Tapi Karena sifat para Pejabat - pejabat kita yang terlalu Rakus merekapun tak peduli dengan hal itu yang utama bagaimana Saya bisa mendapatkan Uang yang banyak tanpa harus bersusah payah.
Jalan satu-satunya ya dengan jalan menggadaikan Negeri ini yaitu Sumber Hayati yang ada di negeri ini untuk bisa diekplorasi oleh para PMA yang ada, karena tidak hanya Uang, kapling tersendiri buat para pejabatpun juga sudah siap sedia untuk di eksplorasi. Biarlah Rakyat dan penduduk sekitarnya jadi Kuli. Yang lebih aneh lagi banyak PMA yang berinvestasi di Indonesia dengan membawa modal yang tidak cukup tinggi karena banyak diantaranya yang meminjam modal dalam Bank-bank dalam Negeri Indonesia sendiri. Bahkan Hasil dari Laba yang mereka perolehpun dari negeri ini mereka Tabungkan ke luar negeri, bahkan Pajakpun yang harus dibayarkan bisa mereka Permainkan agar Pajaknya menjadi sedikit sekali. Kalupun ada mitra bagi Hasil yach tau sendirilah pasti juga penuh Sunatan dan kelicikan dari para pejabat-pejabat terkait tersebut baik dari tingkat daerah sampai Pusat.
Sebagai Rakyat kita wajib berdoa agar kelak di negeri ini akan banyak lahir Pemimpoin - pemimpin Soekarnoisme, yang punya cita - cita yang mulia untuk bisa menjadi Bangsa yang Maju bukan menjadi bangsa KULI di Negeri sendiri. Maka tidak heran Kalau di Papuapun OPM tidak terima Bumi mereka yang mengandung Emas dan Permata, tembaga bahkan Uranium di ekploitasi secara besar - besaran oleh PT.Freeprot. Sedangakan Rakyat Papua hanya jadi Kuli di negerinya sendiri serat hasilnyapun banyak terjadi Kong-kalikong untuk para Pejabat - pejabat terkait dari daerah sampai Pusat.
Kalau Rakyat Papua sendiri yang menambang emas di neggerinya sendiri tentu akan lebih bisa menjadikan Rakyat Papua menjadi lebih sejahtera dan maju. Tapikalau Rakyat paua hanya jadi Kuli tentu dan yang pasti Rakyat Papua tidak pernah lepas dari Kemiskinan dan pembodohan. Padahal Bumi Papua Begitu Kayanya kalaulah di Kurskan Rupiah dari Tambang yang ada sudah bisa memakmurkan dan membuat kemajuan serta Infrastruktur bisa terwujudkan dan terbentang untuk bisa menjadi penghubung antar daerah yang ada menjadi lebih mudah.
Pasal 33 UUD 45 harus di AMADEMENKAN agar Rakyat Indonesia Asli bisa makin sejahtera terutama para penduduk disekitar Tambang yang lebih berhak MEMILIKI DAN MENGEKPLORASI.
Lihat saja banyak sekarang ini para Pejabat - pejabat kita yang bisa punya Tambang seperti : Aburizal Bakrie, JK, Susno D ( yang menurut dia sendiri punya Tambang Batu bara ),dan masih banyak lagi sederet para pejabat dan Orang - orang China yang bisa menguasai Hajat Hidup orang banyak tapi pada kenyataannya tidak di kelola oleh Negara tetapi sudah Individu ( Individu kalau Rakyat disekitar itu sudah sepatutnya bukan malah menjadi Kuli atau Penonton Saja ), Golongan Etnis China dan Asing.
Maka perlu langkah - langkah yang konkrit agar UUD 45 pasal 33 bisa diamandemenkan agar tidak menjadi Pembodohan atau pembohongan kepada Rakyat. Baik dari Pasal :
1. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan.
2. Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara.
3. Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
0 komentar:
Posting Komentar
APA KOMENTAR ANDA KLIK DISINI
Related Post: