Perbedaan Pembantaian di Myanmar dan Indonesia
25 Ribu Polisi Siap ditambah Nyawa Wargapun Akan Semakin Mudah Melayang
Kasus Pembantaian Umat Muslim di Myanmar yang dilakuakan oleh pemerintah setempat dan Penduduk mayoritas Budha tentu kita semua sudah tau dan mengerti dari beberapa media yang ada bahkan di Blog inipun ada. Untuk itu saya akan membahas yang terjadi di Indonesia.
Pembantaian Umat Muslim di Indonesia justru dilakukan oleh aparat-aparat kepolisian yang beragama Islam untuk membunuh Rakyatnya sendiri yang mayoritas adalah Islam juga. Ini bisa kita saksikan dan kita dengar juga melalui media yang ada entah melalui Media Internet, Tronik dan Masa. Polisi dengan mudahnya menembak dan mengeluarkan pelurunya untuk membunuh penduduk dgn berbagai macam dalihnya agar apa yang mereka laukan sudah sesuai dengan Prosedur yang ada. Tetapai untuk membunuh Koruptor yang jelas-jelas lari Polisi tidak berdaya sama sekali.
Hal yang belum lama terjadi Polisi menembak mati seorang bocah dalam bentrokan di Ogan Ilir dan dalam kasus sebelumnya juga Polisi juga menembak mati di Mesuji dan Bima. Polisi dengan mudahnya menemabak warga-warga sipil yang mayoritas adalah Muslim dan tentu Polisi yang menembaknyapun beragama Islam. Tidak hanya menembak warga sipil bahkan Polisipun sesungguhnya menjadi Centheng-centheng Perusahaan-perusahan Asing yang sengaja diciptakan dan di beri Ijin oleh Biokrat-biokrat bejat di negeri ini yang sudah cinta mati dengan Uang, sehingga keberadaan-keberadaan Asing di negeri ini bisa dengan bebasnya Menyerobot Tanah-tanah milik warga pribumi. Dengan kekuasaan yang ada tanah yang sesungguhnya milik Warga bisa dengan mudahnya di akui milik Pemerintah sehingga Pemda setempatpun punya hak untuk menguasakan pengelolaannya kepada orang-orang asing.
Dengan alasan-alasan seperti itulah Warga yang sesungguhnya Pemilik Sah menjadi Orang yang paling bersalah karena ingin menyerobot tanah yang bukan miliknya dan ingin menguasai. Padahal Warga sesungguhnya ingin mengambil haknya yang telah diserobot oleh Para Investor2 tadi. Memang hal ini sengaja diciptakan agar warga menjadi Marah dan berang karena segala tuntutan warga tidak pernah diperhatikan oleh Pemerintah baik Pusat atau daerah, karena para Biokrat2 bejat tadi sudah menerima imbalan yang cukup menggiurkan dari para investor. Kalo warga sudah hilang kesabarannya karena segala tuntuntannya tdk di perhatikan jalan satu2nya adalah mengambil haknya secara paksa. Kalo hal ini sudah terjadi maka Polisi akan dengan sikap garang dan tegas akan melakukan tindakan termasuk memuntahkan isi peluru yang ada ditanggannya. Tidak itu saja Polisipun bisa dengan seribu cara membuat sekenario agar warga nantinya marah, menjarah, dan mencuri agar kalo terjadi hal-hal yang tidak di inginkan maka Polisi akan dengan mudah berargumentasi yang ujung-ujungnya sudah sesuai dengan prosedur yang ada.
Inilah sesungguhnya pembantaian yang terjadi di Indonesia yang di lakukan oleh Polisi-polisi yang notabene tentu banyak yang Muslim dan tentu saja yang menjadi korban juga Penduduk Muslim. Mana ada lembaga-lembaga Asing yang berteriak HAM, tetapi ketika Tentara melakukan kekerasan terhadap Penduduk yang disinyalir menjadi Gerakan-gerakan yang membahyakan keutuhan NKRI dengan Lantangnya lembaga-lembaga Asing tadi serentak menyerukan Pelanggaran berat HAM. Sesuatu yang sangat Ironis terjadi di negeri yang kita cintai ini, dimana kita dengan mudahnya di benturkan dengan sesama anak bangsa dan seagama untuk saling bunuh karena Uang. Uang telah membutakan mata dan hati para penguasa sehingga mereka bisa berbuat keji dan kejam kepada rakyatnya sendiri.
25 Ribu Polisi Bertambah Nyawa Wargapun Akan Mudah Melayang
Hal yang akan lebih ngeri lagi kalo Polisi benar-benar merealisasikan penambahan personilnya lagi sebanyak 25 ribu lagi yang telah di setujui oleh SBY. Tidak hanya akan memberatkan APBN saja entah buat Gaji dan membayar Pensiun dan juga operasionalnyapun akan makain membengkak juga. Lihat saja mana ada Polisi yang mau mengatur lalulintas, mereka ada hanya di dalam Pos-pos Polisi di perempatan jalan tetapi ketika Listrik Padam merekapun cepat-cepat lari menuju kebarak atau Kantornya lagi. Kalopun ada dijalanan pura-pura mengatur lalu-lintas itupun karena mencari Upeti.
Dengan akan bertambahnya 25ribu Polisi maka nyawa warga juga akan makin mudah melayang, karena sesungguhnya Polisi itu tidak melindungi warga tetapi sesungguhnya Polisi itu ada hanya untuk menjadi Centheng para Pengusaha, dan cari Upeti dijalanan dan Polisipun akan garang dan keji karena mereka sudah dapat Uang dari para Investor agar keberadaan mereka menguras habis kekayaan alam Indonesia ini bisa makin aman sekaligus melanggengkan bisnisnya di Bumi Pertiwi ini. Uang milyaran rupiah di gelontorkan kepada Pejabat-pejabat Polisi dan Biokrat-biokrat tidak cukup berarti bagi mereka karena mereka bisa membawa Trilyunan rupiah untuk kemakmuran bangsanya disana.
Bagaimana Pemerintah akan mewujudkan kesejahteraan Rakyat dan mengentaskan kemiskinan Bangsa kalo rakyanya sendiri di negerinya saja selalu teraniyaya dan dijadikan korban. Bagiamana Pemerintahan ini akan mewujudkan menjadi bangsa yang maju kalo rakayatnya sendiri Berkarya di negerinya sendiri saja selalu dihambat dengan berbagai macam regulasi yang sulit untuk bisa diterima dengan akal yang sehat. Karena Uang telah membutakan mata dan hati serta pikiran para biokrat-biokrat bejat yang tak bermoral dan tak punya rasa kebangsaan. Bagaimana Pemimpin bangsa akan mengurangi jumlah pengagnguran kalo anak-anak bangsa selalu dibuat begini. Dan Bagimana pula Rakyat akan mendambakan kenyamanan dan keamanan kalo Aparatnya saja sudah menjadi KEPARAT dan musuh Rakyat.
Agar hal ini lebih bisa menjadi pencerahan bersama bagaimana Pola pikir kita di cuci otaknya oleh bangsa-bangsa barat sesuatu yang benar seolah-olah di anggap adalah yang salah dan sesuatu yang salah sekan-akan itu adalah benar atau kalo dalam Islam sesautu Yang Batil dan yang Haq.
0 komentar:
Posting Komentar
APA KOMENTAR ANDA KLIK DISINI
Related Post: