Ingin Tau kenapa Permasalahan Seperti ini selalu terjadi dan Pemerintah Indonesia tidak pernah mau menghentikan penyetopan TKI atau TKW ke Arab Saudi...Silakan klik disini.
Maka tak ayal kalo Muhaimin Iskandarpun juga ikut berperan serta dalam hal ini. Dan kenapa KPK sampai hari ini tidak juga menjdaikan dia tersangka padahal sdh jelas anakbuahnya bercerita banyak kepada KPK, bahakan LiLY Wahidpun mengiyakannya. Karena Ga mungkin kalo Muhaimin Iskandar ga terlibat karena salah satu motor penggerak Dana Partai adalah Menteri (Entah itu untuk Partai yg jelas ga semuanya akan disetorkan ke Partai tentu lebih banyak yg untuk Pribadi) entah itu melalui jalan Koalisi ataupun tidak yg jelas jabatan ini selalu diperebutkan oleh Partai2 Politik.
Sindonews.com - Perlakuan sewenang-wenang terhadap tenaga kerja Indonesia (TKI) di luar negeri sepertinya tak pernah habis. Tidak hanya menerima tindakan kekerasan, tidak mendapat gaji yang dijanjikan, sampai mendapat pelecehan seks, bahkan di antaranya diperkosa oleh sang majikan. Mirisnya, upaya perlawanan untuk membela diri malah berujung penjara bahkan kematian.
Kali ini, para tenaga kerja wanita (TKW) kloter 2 yang hendak dipulangkan ke Indonesia justru ditelanjangi Polisi Arab Saudi di Bandara King Abdul Aziz. Dalihnya, adalah pemeriksaan.
Seperti diutarakan Umayah, TKW asal Madura. Dia mengatakan, semua penumpang wanita yang akan dipulangkan ke Indonesia, ditelanjangi Polisi Arab Saudi sebelum naik pesawat hingga hanya mengenakan celana dalam dan bra. "Semua barang-barang kita diambil. Dompet, kalung, emas, dan cincin juga diambil," ujarnya di Gedung Pendataan Kepulangan (GPK) TKI Salapajang, Tangerang, Selasa (1/11/2011).
Wanita yang sedang datang bulan juga dipaksa untuk membuka celananya. Sambil melakukan pemeriksaan, Polisi Arab Saudi memegang tubuh para TKW. "Tubuh kita dipegang-pegang semua. Polisi Indonesia ada, tapi mereka berada di luar. Pemeriksaan dilakukan di dalam ruangan," imbuhnya.
Setelah barang berharga para TKW diambil, mereka dimasukkan ke pesawat untuk kemudian diterbangkan menuju Bandara Internasional Soekarno Hatta Tangerang, Banten.
Sementara, barang-barang berharga milik mereka selama bekerja di Arab Saudi disimpan dalam bagasi pesawat. Namun, setibanya di Bandara Soetta, barang-barang itu tidak juga mereka dapatkan.
Sebaliknya, barang-barang itu tertinggal di Terminal 2D. Hingga kini, para TKI masih menunggu barang berharga mereka. Sebelum semua dikembalikan, para TKI ini mengaku tidak mau pulang.
"Sebelum tas kami dikembalikan. Kami tidak mau diantar pulang ke kampung halaman kami," tandasnya.
Sekadar diketahui, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) memulai proses pemulangan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) overstayer di Arab Saudi. Rencananya pemerintah akan memulangkan sekitar 3.000 TKI yang izin tinggalnya melebihi batas yang telah ditentukan.
Proses pemulangan tidak dengan pesawat komersial, namun menggunakan pesawat haji yang merupakan pesawat yang mengantarkan jamaah calon haji ke Arab Saudi.
Selain kelengkapan dokumen, para TKI overstayer yang dipulangkan ke Tanah Air harus yang sudah tidak tersangkut permasalahan atau kasus hukum apapun dengan pemerintah Arab Saudi. Diketahui moratorium ke Saudi terlaksana pada Juni lalu, sementara soft moratorium dilaksanakan pada Januari.
Jumlah TKI di Saudi mencapai 1,5 juta orang. Sebagian besar bekerja sebagai PLRT. Pada 2010, para pekerja migrant ini mengirim devisa sebanyak USD7,1 miliar atau senilai Rp61 triliun. Hingga saat ini moratorium baru dilaksanakan di Malaysia, Yordania, Kuwait, Siria, dan Yaman.
Pekerjaan pemerintah dalam menangani WNI/TKI Overstay dan TKI Bermasalah di Arab Saudi masih terbilang berat, karena jumlah seluruh WNI/TKI yang mengalami permasalahan itu terdapat sekira 40-50 ribu orang.
Sebelumnya, gelombang pemulangan TKI overstay dan TKI bermasalah dari Jeddah dimulai sejak 14 Februari 2011, sebanyak 301 WNI/TKI, disusul gelombang II pada 18 Februari 335 orang, gelombang III, 24 Februari dengan 350 orang, gelombang IV 28 Februari, 415 orang, gelombang V 9 Maret dengan 305 WNI/TKI, serta gelombang VI, 19 Maret untuk 367 WNI/TKI.
Pemulangan gelombang VII dengan KM Labobar Pelni adalah terakhir dari jumlah 5.000 WNI/TKI overstay dan TKI bermasalah yang mendapat pengampunan. Pemulangan WNI/TKI overstay dan TKI bermasalah selama enam gelombang tersebut menggunakan penerbangan Garuda berjalan cukup baik.
1 komentar:
parahhhh tenan
Posting Komentar
APA KOMENTAR ANDA KLIK DISINI
Related Post: